Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Nabi dan Rasul mempunyai sifat-sifat mulia yang disebut sebagai sifat wajib.
Adapun sifat wajib ini merupakan sifat mulia yang dikaruniakan oleh Allah SWT melekat kepada para Nabi dan Rasul agar dapat diteladani oleh umat manusia.
Berbagai sifat tersebut mencerminkan bahwa Nabi dan Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang maksum, yakni terjaga untuk selalu melakukan hal yang baik dan senantiasa terhindar dari hal yang tidak baik. Apa sajakah sifat wajib Rasul yang nyata?
Sifat Wajib Rasul yang Wajib Diyakini
Berusaha mencontoh perilaku Rasul dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu bentuk keimanan kita, lho.
Selain itu, kita juga bisa senantiasa berada di jalan kebenaran yang menuntun kita atas ridho Allah. Ada empat macam sifat wajib Rasul Allah, antara lain :
- Shiddiq (Jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Segala sesuatu yang telah disampaikan kepada manusia, baik berupa wahyu ataupun kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh ada satu pun yang dilebihkan atau dikurangkan.
Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar adanya. Allah SWT berfirman dalam Alquran, artinya:
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (QS. al-Hasyr:7)
- Amanah (Dipercaya)
Pada dasarnya, amanah berarti bisa dipercaya baik lahir atau batin. Sedangkan yang dimaksud dalam hal ini, bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya.
Baca Juga:
Terdapat dalam surat asy-Syuara’ yang artinya:
"Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS. asy-syuara’:143)
- Tabligh (Menyampaikan)
Telah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia hal yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut di dalamnya hukum-hukum agama. Disampaikan juga dalam firman Allah, yang artinya:
“...(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan,” (QS. al-Ahzab: 39).
- Fathonah (Cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah, pastinya dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan di dalam hukum-hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh umat manusia.
Hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang cerdas seluruhnya. Allah sudah berfirman, yang artinya:
“Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (QS. al-An’am, 83).
Mengenai hal ini terkait cerdasnya Nabi Ibrahim saat meruntuhkan berhala-berhala milik sang ayah yang musyrik.
Itulah sifat wajib Rasul yang perlu menjadi teladan turun menurun agar selalu mengalir kebaikan di kehidupan kita. Tak ada yang lebih berharga dari hidup yang selalu mendapat ridho Allah SWT, bukan?
Danur K Atsari
A fast learner. Strives to write Islamic based lifestyle and halal culinary. Live more worry less!
Buat Tulisan