Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Selama ini kita mengakui diri sebagai pemeluk agama Islam, sebagai orang Muslim. Tapi, berapa kali kita pernah memikirkan gaya hidup selama ini sudahkah berlandaskan pada hal tersebut?
Padahal, sejatinya Islam mengatur keseluruhan hidup kita di dunia yang sementara, demi kekal di akhirat kelak. Sudahkah kita melakukan dan meresapi gaya hidup muslim alias muslim lifestyle itu sendiri?
Memahami Islam dan membawanya dalam keseharian
Sebagai sebuah prinsip (tashawwur, fikrah, mabda) sekaligus cara hidup (minhajul hayah), Islam ditinjau dari segi etimologis mengandung pesan fundamental dan universal. Nilai-nilai peradaban inilah yang seharusnya menjadi panduan seorang Muslim.
Pertama, salima minal mustaqdzirat yaitu steril dari sesuatu yang mengotori hati. Memeluk Islam sesungguhnya mencari jalan keselamatan dan menambah kebaikan-kebaikan demi kehidupan yang berkah.
Dengan menyakini Islam, sesungguhnya inilah media untuk membersihkan hati. Apabila hati manusia bersih, maka seluruh anggota tubuhnya akan bersih pula. Kebersihan hati memberikan efek langsung pada kebersihan pikiran dan perilaku.
Orang yang bersih hatinya akan malu jika kebaikannya diketahui orang, bahkan sebagaimana ia malu ketika cacatnya terbongkar. Orang yang ikhlas takut terkenal. Jika terpaksa, maka ia memperoleh dua pahala yakni ajrul ikhlas wa ajrusy syuhrah (pahala keikhlasan dan pahala populer).
Rasa ikhlas merupakan modal utama seorang beriman untuk bertemu dengan Allah SWT. Sudahkah kamu belajar, bekerja, ataupun menolong orang lain dengan keikhlasan?
Kedua, as-Silm yaitu kedamaian, yang diukur dari keterampilan seseorang dalam menjalin komunikasi dengan siapapun. Bukan tanpa sebab, inti keberagamaan seseorang adalah pandai bergaul (ad-Dinu huwal mu’amalah).
Kualitas keislaman seseorang berbanding lurus dengan kecintaannya kepada Tuhan dan semua makhluk-Nya. Muslim sama artinya terbuka, lapang dada, dan berjiwa besar. Prinsip seorang Muslim adalah satu musuh dianggap banyak, dan teman seribu dipandang sedikit.
Orang Islam memandang orang lain sebagai mitra, anugrah, pembuka kunci kebaikan (mafatihul khair), bukan rival. Sekalipun dipandang pesaing, tetap berada pada jalur positif dalam berlomba-lomba mengerjakan kebaikan.
Wujudkan dalam muslim lifestyle diri kita sendiri mulai dari menolong teman yang kesusahan, bersilatuhrahmi dengan tetangga, dan lain sebagainya.
Baca juga:
Ketiga, al-Salam yaitu kesejahteraan, sebab memeluk Islam sesungguhnya memberdayakan fitrah manusia dan memenuhi aspirasi jiwa. Allah SWT menciptakan manusia dengan fungsi menegakkan kebenaran.
Fitrah manusia itu sejatinya mengingkari sesuatu yang bertentangan dengan hati dan setuju dengan sesuatu yang dikenali hati. Maknanya ialah senang kepada kejujuran dan benci kepada kebohongan. Allah SWT berfirman,
“Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tak ada perubahan bagi janji Allah, yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus : 64). Hidup sehari-hari sudah seharusnya bekerja tanpa kenal lelah dan putus asa, merasa tidak tenang menyaksikan kerusakan di sekitarnya, dan selalu ingin menjadi individu berguna bagi orang-orang sekitarnya.
Gaya hidup modern dalam bentuk apapun, bila seseorang muslim ingin melakukannya maka niat yang menjadi motivasi tetap wajib berlandaskan ibadah.
Semua dilakukan sebagai tak terpisahkan dari perwujudan ketakwaan kepada Allah SWT. Bagaimanakah cara kamu menjalankan muslim lifestyle tersebut selama ini?
Danur K Atsari
A fast learner. Strives to write Islamic based lifestyle and halal culinary. Live more worry less!
Buat Tulisan