Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Sebelum berakhirnya Ramadan, kita akan melalui malam seribu bulan atau yang biasa disebut malam Lailatul Qadar.
Umat Muslim yang mendambakan pahala belimpah di bulan Ramadan, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
Apa itu malam Lailatul Qadr?
Lailatul Qadr merupakan malam yang ditetapkan Allah SWT bagi umat. Lailatul Qadr jika diartikan bermakna malam kemuliaan, salah satu malam di bulan Ramadan yang digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Gambaran tersebut tertuang dalam kitab suci Al-Quran, Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah mengirimkan yang demikian di Malam Kemuliaan. Dan tahukah kamu apa Malam Kemuliaan itu? Malam Kemuliaan itu lebih baik dibanding seribu bulan; ketika para malaikat beserta Sang Ruh (malaikat Jibril) turun melalui izin Tuhan mereka untuk tugas masing-masing, kesejahteraan di dalamnya sampai terbit fajar.” (Qs. Al-Qadr : 1-5).
Bagi umat Islam yang hendak menjemput malam Lailatul Qadar, maka hendaknya dia mengetahui kapan malam itu akan datang.
Lantas, kapan malam lailatul qadar itu terjadi?
Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan oleh Bukhari, disebutkan Lailatul Qadar akan datang pada malam-malam Ramadan di sepuluh hari terakhir.
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)
Rasulullah Muhammad SAW juga memberikan petunjuk bahwa malam Lailatul Qadar itu akan datang pada malam-malam gajil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari).
Di hadis yang lain, Rasulullah Muhammad SAW lebih rinci dalam memberikan petunjuk kapan malam lailatul qadar datang.
“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari).
Bahkan, begitu pentingnya malam Lailatul Qadar sampai-sampai Nabi pernah menegaskan bahwa andai kita dalam keadaan lemah, atau sakit sekalipun maka kita dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar di tujuh hari terakhir. Nabi SAW bersabda,
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari terakhir.” (HR. Bukhari Muslim).
Baca Juga:
Sebagian para ulama ada yang menyatakan terjadinya pada malam 21 Ramadan. Namun, ada pula sejumlah ulama yang memberikan kepastian berdasarkan pengalaman spritual mereka.
Ibnu Abbas misalnya, beliau menyatakan tafsiran beliau terhadap surah Al-Qadr bahwa maksud malam Lailatul Qadar yang dimaksud terjadinya pada malam 27 Ramadan.
Sedangkan para kalangan sufi, seperti Imam Ghazali, Ibnu Araby, dan Imam as-Syadzili malah mampu membuat semacam kaidah rumus prediksi terjadinya malam Lailatul Qadar berdasarkan hari dimulainya awal bulan Ramadan.
Keterangan kaidah perumusan tersebut dapat ditemui pada keterangan Kitab Hasyiah Baijury, Tuhfah as-Syarwâny wal Jamal dan ‘Inatut Thâlibîn.
Malam penuh kemuliaan ini hanya bisa dijumpai oleh orang-orang yang beriman dengan penuh keikhlasan, tulus, dan tawakal.
Orang-orang yang beruntung dan mendapat hidayah, sungguh-sungguh dalam beribadah, memperbanyak bertilawah juga dekat dengan sang penciptanya lah yang akan beruntung menyadari kedatangan lailatul qadr.
Allah SWT menyembunyikan hari yang pasti turunnya malam Lailatul Qadar. Hikmahnya, agar malam Lailatul Qadar ini hanya akan didapati oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari dan berusaha dekat kepada Allah SWT.
Sobat, untuk menyambut kedatangan Lailatul Qadr, usahakan agar senantiasa beribadah dan bertilawah dengan ikhlas sepanjang waktu.
Niat dengan hati yang tulus dan ikhlas agar berjumpa dengan malam Lailatul Qadr dan meminta yang terbaik dari-Nya.
Dayana Cinthya
Writing means sharing. It's part of the human condition to want to share things - thoughts, ideas, and opinions.
Buat Tulisan