Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Memiliki makna ‘jalan lurus’, Jembatan Sirotol Mustaqim adalah jembatan di atas neraka yang akan menghubungkan kita dengan pintu surga. Kelak, kita akan diperintahkan untuk berjalan diatasnya dengan tujuan menyebrang sampai ke pintu surga. Namun, hanya yang amalan baiklah yang dapat mengantarkan kita sampai pada pintu surga.
Melewatinya tentu saja bukan hal mudah, para ulama menyebutkan bahwa Jembatan Sirotol Mustaqim bagai rambut yang dibelah tujuh. Jika dipikirkan dengan logika saat ini, tentu mana mungkin kita dapat menyebranginya? Tapi, semua adalah atas kehendak Allah SWT.
Neraka itu ada, dan semua akan mendatanginya.
Dalam firman Allah Subhanallahu wa ta’ala pada Al-Quran yang artinya,
“Dan tidak ada seseorang pun diantara kamu, melainkan akan mendatanginya. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditentukan.” (QS. Maryam: 71)
Dalam ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa semua orang. Entah itu orang baik saat di dunia ataupun orang jahat, pasti melewati jembatan sirotol mustaqim yang di atas neraka.
Firman Allah Subhanallahu wa ta’ala lainnya pada Al-Quran yang artinya,
“Kemudian itu akan kami selamatkan orang-orang yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam: 72)
Allah akan memelihara orang yang beriman dan bertaqwa menurut amalannya masing-masing. Cepat atau lambatnya melalui titian, tergantung dalam amalan perbuatan kita selama di dunia.
Baca juga:
Jembatan Sirotol Mustaqim, setipis pedang
Telah diriwayatkan dalam Hadits, Rasulullah bersabda,
“Dan neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, juga ada yang laksana kilat dan ada yang seperti angin kencang, laksana kuda yang berlari kencang serta ada yang laksana onta berjalan. Para malaikat berkata, Ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah. Maka ada yang selamat dan ada juga yang tercabik-cabik kemudian diselamatkan serta ada yang tergulung didalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad)
Licin, juga berduri
Selain tajam, Jembatan Sirotol Mustaqim juga sangat licin. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits, Rasulullah Salallahualaihi wa salam bersabda,
“Licin (serta bersifat) menggelincirkan. Atasnya, dijumpai besi-besi pengait dan kawat yang berduri di mana pada ujungnya bentuknya bengkok. Shiratal mustaqim itu sebagai sebuah pohon yang mempunyai duri nejd, yang dikenal pohon sa’dan. Pada saat itu, para rasul berdoa: Ya Allah, selamatkanlah dan selamatkanlah. Pada sirath itu juga ada pengait-pengait layaknya duri pohon Sa’dan. Hanya saja, tidak ada yang tahu ukuran besarnya, Allahu a’lam. Oleh sebab itu, ia mengaitkan manusia berdasarkan amalan mereka.” (HR. Al Bukhari)
Apa kita dapat membayangkan bagaimana rasanya berjalan menyebrangi Jembatan Sirotol Mustaqim untuk menuju pintu surganya Allah? Apa kita sudah yakin akan baik-baik saja melaluinya? Sobat Moslem, berhasil dan tidaknya kita melewatinya adalah berdasarkan amal dan perbuatan kita selama di dunia. Semoga Allah selalu menjauhi kita dari lubang kemaksiatan. Aamiin..
Fifi Jacob
Work for Live
Buat Tulisan