Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alayhi wassalam merupakan sosok yang penuh dengan kasih sayang.
Beliau senantiasa dijaga oleh Allah dari keburukan. Manusia paling mulia ini tak pernah sedetikpun mengeluarkan kata yang menyakiti, akhlaknya pun begitu lembut.
Menjadi pendamping Rasulullah merupakan salah satu kemuliaan yang tiada tandingannya.
Yuk, kenalan dengan salah satu istri Nabi Muhammad yang memiliki kecerdasan luar biasa. Siapakah dia dan bagaimana kisahnya?
Mengenal Istrib Nabi, Shafiyah binti Huyay
Shafiyah adalah putri Huyay bin Akhthab yang merupakan pemimpin suku Yahudi Khaibar. Ya, Shafiyah lahir dari keluarga Yahudi.
Ayahnya, Huyay memerangi dan menampakkan permusuhan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun dia tahu bahwa Rasulullah merupakan nabi akhir zaman, sebagaimana termaktub dalam kitab Taurat.
Masuk Islamnya Shafiyah binti Huyay
Suatu kali pasukan kaum muslim berhasil mengalahkan benteng pertahanan terakhir suku Yahudi di Khaibar.
Huyay bin Akhthab, ayah Shafiyah mati terbunuh dalam peperangan itu. Sementara Shafiyah, tertangkap dan menjadi salah satu tahanan perang.
Shafiyah sendiri merupakan anak kesayangan bapaknya dan pamannya, sebagaimana dituturkan oleh Shafiyah sendiri, yang dikisahkan oleh Ibnu Ishaq.
“Saya adalah anak kesayangan bapak saya dan paman saya, Abu Yasir. Ketika Rasulullah datang di Yatsrib, beliau turun di Quba’ di kediaman Amru bin Auf. Maka Bapak saya, Huyay bin Akhthab, dan paman saya, Abu Yasir pergi di pagi hari, akan tetapi mereka berdua belum pulang meski matahari sudah kembali ke peraduannya. Tidak lama kemudian, mereka datang dalam kondisi lelah, malas, dan lemas. Mereka berdua berjalan dengan gontai. Saya menyambut mereka dengan ceria, seperti biasanya. Tapi, demi Allah, tidak seorang pun diantara mereka berdua yang menoleh ke saya, ditambah lagi mereka berdua tampak sedih. Tiba-tiba saya mendengar paman saya, Abu Yasir, berkata kepada bapak saya, Huyay bin Akhthab,
“Apakah itu orangnya?”
“Ya, betul,” jawab ayah saya.
“Apa kamu mengenalnya?” tanya paman.
“Ya,” jawab ayah.
“Bagaimana pendapatmu tentang dia,” kata paman.
“Saya akan memusuhinya selama saya hidup,” kata ayah.
Baca Juga:
Namun, hati Shafiyah tertegun. Setelah kejadian itu, Shafiyah menyadari bahwa Rasulullah berada dalam jalan yang benar.
Ternyata selama ini, kaumnya tidak memberitahukan tentang Nabi Muhammad kepada Shafiyah, karena faktor kedengkian dan iri hati, bukan karena Nabi Muhammad salah.
Kaum Yahudi semakin memusuhi Rasulullah setelah ada bukti yang nyata pada diri mereka bahwa Nabi Muhammad adalah utusan akhir zaman.
Memilih Masuk Islam Dan Menjadi Istri Nabi
Saat menjadi tahanan perang, Shafiyah diberikan pilihan oleh Rasul.
Rasulullah memberikan pilihan kepada Shafiyah, apakah ingin dimerdekakan, kemudian akan dikembalikan kepada kaumnya yang masih hidup di Khaibar, ataukah ingin masuk Islam kemudian dinikahi oleh Rasulullah.
Shafiyah yang melihat begitu banyak kebaikan dari Rasul, ia pun memilih untuk masuk Islam dan menjadi istri nabi.
Saat memutuskan menjadi istri nabi, Shafiyah berstatus janda berusia 53 tahun dengan 10 orang anak, Moslem Fellas.
Pada saat itu, Shafiyah berkata kepada Rasulullah,
“Ya Rasulullah, saya memeluk Islam dan saya sudah percaya kepadamu sebelum engkau mengajak saya. Saya sudah sampai pada perjalananmu. Saya tidak punya keperluan kepada orang-orang Yahudi. Saya sudah tidak mempunyai bapak, dan tidak mempunyai saudara yang merdeka. Lalu untuk apa saya kembali kepada kaumku?”
Shafiyah menjadi satu-satunya istri nabi yang berasal dari Yahudi.
Memiliki kebijaksanaan dan kecerdasan yang luar biasa, Shafiyah menjadi salah satu Ummul Mukminin dan itu merupakan kehormatan yang besar.
Nadya Maysyarah
She passionates about learning the islamic sciences as well as other beneficial knowledge such as world history, tech, lifestyle, and woman topics
Buat Tulisan