Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Hubungan akhlak dengan iman adalah saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Belum sempurna iman seseorang jika akhlaknya belum baik.
Sebagai pondasi dalam kehidupan manusia, tak akan muncul akhlak yang baik bila tanpa iman. Maka dari itu, akhlak dan keimanan tidak dapat dipisahkan.
Adanya keimanan mempengaruhi bagaimana seorang Muslim berperilaku, melaksanakan pekerjaan atau aktivitas, dan menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Kehidupan seorang tanpa keimanan pasti akan rapuh sebagaimana sebuah bangunan tanpa adanya pondasi yang kuat.
Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki kepercayaan tertentu atas yang diimaninya.
Percaya bukan berarti hanya sekedar meyakini, namun juga tercermin dari apa yang diucapkan dan dilakukan secara konsisten.
Allah SWT berfirman,
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (Qs. Al Baqarah : 3).
Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa orang beriman adalah mereka yang percaya pada hal ghaib, melaksanakan shalat, dan menafkahkan rezeki.
Maksudnya, orang beriman akan percaya pada Allah SWT dan tidak akan lepas kehidupannya dari Allah SWT.
Bagi umat muslim terdapat rukun iman yang harus diyakini dan menjadi dasar kehidupannya. Rukun iman tersebut antara lain:
- Iman Kepada Allah SWT
- Iman Kepada Malaikat Allah SWT
- Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
- Iman Kepada Hari Akhir
- Iman Kepada Qada dan Qadar
Akhlak adalah nilai suatu perilaku atau tindakan dengan baik atau buruk. Akhlak yang baik atau buruk, tentu didasarkan kepada pondasi Islam yaitu rukun iman dan rukun islam.
Sedangkan, orang-orang yang tidak memiliki agama akan melandaskan kebaikan akhlaknya pada penalaran diri sendiri atau sekedar hawa nafsunya semata.
Oleh sebab itu, akhlak yang berlandaskan kepada hawa nafsu akan rusak dengan sendirinya.
Akhlak seorang Muslim tentu berdasar kepada keyakinannya terhadap Allah SWT, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir, dan Qada&Qadar.
Dengan adanya hal tersebut, seorang Muslim akan mengatur akhlaknya bagaimana sesuai dengan aturan Allah SWT, apa yang disampaikan di Al-Quran.
Mereka akan menilai akhlaknya buruk jika tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Allah SWT dan Rasulnya.
Baca Juga:
Keterkaitan Hubungan Akhlak dengan Iman
- Iman Menjadi Dasar Perilaku
Iman adalah dasar perilaku atau akhlak. Tanpa iman ataupun iman yang keliru tentu akan mempengaruhi kualitas akhlak kita.
Sekalipun dalam satu waktu akhlak tampak terlihat baik, namun belum tentu dilain waktu akan baik pula karena keimanan yang keliru.
- Akhlak adalah Bukti Keimanan
Akhlak adalah bukti keimanan. Seseorang yang mengaku beriman namun tidak pernah berakhlak mulia atau sesuai dengan Islam, tentu menjadi pertanyaan apakah orang tersebut benar-benar memiliki keimanan yang kuat.
Oleh karena itu, tidak hanya cukup dengan iman namun harus juga membuktikan diri dengan akhlak.
- Iman dan Akhlak adalah Satu Kesatuan
Iman dan akhlak adalah satu kesatuan. Kelak di akhirat nanti, Allah SWT tidak hanya mempertanyakan salah satunya saja melainkan seluruhnya yaitu iman dan akhlaknya.
Orang beriman belum tentu selamat, jika akhlaknya buruk. Begitupun orang yang tidak beriman tentu akan mempersulit akhlaknya menjadi baik.
Sobat Moslem, bukti keimanan dan akhlak manusia tentunya akan terwujud ketika manusia bersungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya.
Dayana Cinthya
Writing means sharing. It's part of the human condition to want to share things - thoughts, ideas, and opinions.
Buat Tulisan