Sumber: afmc.org
Durasi Baca: Hanya 1 Menit
Banyak orangtua yang merasa khawatir karena sang anak susah untuk makan.
Tapi, nyatanya ada sebagian orangtua yang justru merasa khawatir karena sang anak memiliki nafsu makan terlalu tinggi, anak selalu lapar hingga sulit untuk berhenti makan.
Ketika nafsu makan sangat tidak terkontrol atau terasa kronis, besar kemungkinan orang tersebut mengalami sindrom Prader-Willi atau sering disingkat PWS.
Demi meningkatkan kewaspadaan akan sindrom langka yang satu ini, yuk kenali informasi lengkap mengenai sindrom Prader-Willi berikut.
Apa itu Prader-Willi Syndrome?
Menurut Prader-Willi Syndrome Association USA (PWSAUSA), PWS adalah kelainan genetik yang memengaruhi nafsu makan, pertumbuhan, metabolisme, fungsi kognitif, dan sikap, Moslem Fellas.
PWS terjadi karena kelainan atau hilangnya kromosom 15, yang biasanya diturunkan dari sang ayah. Kelainan atau hilangnya kromosom 15 ini pun mengganggu fungsi hipotalamus, bagian kecil (tapi sangat penting) di otak yang memiliki banyak tugas, salah satunya mengendalikan selera makan dan rasa puas.
Sindrom ini memang jarang terjadi, tapi bisa terjadi pada siapa saja, lho, termasuk pada anak. Maka ketika anak selalu lapar, nafsu makan anak terlalu besar, tak terkontrol, dan ia tidak bisa merasakan kenyang, jangan disepelekan, ya.
1. Tidak pernah merasa kenyang
Walau masalah sindrom ini belum sepenuhnya dimengerti, biasanya para penderita sindrom Prader-Willi tidak pernah merasa kenyang, padahal sebenarnya perut sudah kelebihan muatan.
Dengan kata lain, otak tidak bisa mengirimkan signal kenyang pada penderita PWS, sehingga sebanyak apapun makan yang dikonsumsi, otak akan terus mengirim sinyal lapar.
Apakah ini berbahaya? Sangat berbahaya, bayangkan saja seseorang harus makan tanpa henti! Sindrom ini tentu bisa mengancam kesehatan, lho.
2. Sindrom yang sangat langka
Menurut PWSAUSA, diperkirakan sindrom ini hanya terjadi pada 1 dari 12.000 hingga 15.000 orang saja, lho.
Semua orang bisa mengalami PWS, baik pria maupun wanita, tua muda, dan semua ras di dunia bisa mengalaminya, hanya saja memang sangat langka. Sindrom ini bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan.
Namun menurut PWSAUSA, pada persentase yang sangat kecil, ya, yakni sekitar 2 persen atau kurang, mutasi genetik yang tidak memberi dampak apapun pada orangtua bisa diturunkan ke anaknya.
Sumber: Elephant Journal
3. Dapat menyerang balita
Melansir Foundation for Prader-Willi Research, gejala sindrom ini biasanya dimulai ketika anak berusia 3 hingga 8 tahun, tapi umumnya muncul sebelum anak berusia 5 tahun.
Hal ini bisa terus berlangsung hingga anak tumbuh dewasa. Jika ini disebabkan oleh mutasi gen pada orangtua, maka bisa dipastikan tidak hanya satu anak yang akan mengalami Prader-Willi.
Baca Juga:
Anak usia balita juga bisa mengalami masalah kesehatan yang mirip dengan Prader-Willi, jika saat baru lahir hipotalamusnya mengalami kerusakan akibat operasi atau cedera.
Gejala Umum
Sindrom Prader-Willi pertama kali ditemukan pada 1956 oleh tiga dokter asal Swiss, yakni Andrea Prader, Heinrich Willi, dan Alexis Labhart.
Awalnya mereka penasaran dengan 9 orang anak yang memiliki karakter klinis yang sama, yaitu:
- Tangan dan kaki kecil,
- Hypotonia (otot-otot lemah),
- Obesitas ekstrem,
- Disabilitas intelektual,
- Anak selalu lapar atau rasa lapar kronis,
- Komposisi pertumbuhan tubuh yang tidak normal (tubuh pendek, massa tubuh rendah, dan obesitas di usia anak).
Sumber: shortyawards.com
Menurut Foundation for Prader-Willi Research, bayi yang mengalami sindrom ini menunjukkan gejala, seperti:
- Hypotonic (otot-otot lemah),
- Tangisan lemah,
- Reflek mengisapnya buruk,
- Tidak bisa menyusu langsung.
Dalam tahap berikutnya, gejala sindrom ini pun semakin beragam, Moslem Fellas. Pada anak 3 sampai 8 tahun, gejala dan tandanya, yakni sebagai berikut:
- Nafsu makan besar dan tidak terkontrol,
- Tidak bisa merasakan kenyang,
- Tidak bisa mengenali lapar yang normal,
- Selalu mencari makanan,
- Gangguan kognitif,
- IQ terbilang rendah,
- Bagi yang IQnya normal, umumnya kesulitan belajar,
- Kekurangan hormon pertumbuhan,
- Skoliosis,
- Gangguan tidur dan ngantuk berlebih di siang hari,
- Speech apraxia atau dyspraxia,
- Gejala obsessive-compulsive
- Sulit mengontrol emosi
- Gangguan mental.
Itulah fakta seputar sindrom Prader-Willi di mana anak selau lapar meski sudah mengonsumsi makanan yang banyak. Walau langka dan jarang terjadi, Moslem Fellas tetap disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak jika anak menunjukkan gejala-gejala di atas, ya.
Nadya Maysyarah
She passionates about learning the islamic sciences as well as other beneficial knowledge such as world history, tech, lifestyle, and woman topics
Buat Tulisan